Monday 29 June 2015

Terima - kasih receh

Pemandangan di jalan raya tadi sore sembari nunggu lampu ijo nyala cukup menarik. Saya dan suami jadi ngebahas hal nya dengan cukup serius. Kok jadi sok pemikir gini ya? Hahha, yah namanya juga naluri manusia yah, ngalir aja gitu.
Jadi tadi ada anak kecil yang 'pekerjaan'nya meminta2 di jalan. Anak lelaki usia sekitar 10 tahun (perkiraan saya) ini mendatangi para pengemudi kendaraan bermotor dengan berbekal amplop kecil. Bukan pemandangan yang baru. Yang menarik perhatian saya adalah manakala salah seorang bapak bermotor memasukkan uang kertas dua ribu rupiah didalamnya. Dia tidak terlalu memasukkan uang derma nya kedalam amplop makanya saya bisa bilang nominal uang yang diberinya. Setelah si anak ngider, dia menghampiri motor si bapak dan berlalu begitu saja sesudah mengambil uang dari dalam amplopnya dan sibuk mengambil amplop2 yang lain. Tampak wajah si bapak yang sedikit bingung dan kembali menatap lampu lalu lintas untuk ambil ancang2 hendak laju. Pikiran yang terlintas di benak saya, kenapa juga si bapak ngasih uang ke anak itu? Bukankah dengan memberi kita memberi kesempatan pada mereka untuk bermatapencaharian yang tidak semestinya mereka lakukan (mereka masih anak2 dan usia anak2 tidak seharusnya bekerja). Meminta minta di jalanan bukanlah lahan untuk mencari pekerjaan.

Bagi beberapa orang yang beranggapan lain karena melihat permasalahan memberi sedekah dijalan dari sisi 'nilai' yang diberi. Pemikiran ke dua ini adalah, bahwa seandainya receh ini tidak akan menjadikanmu miskin saat kau memberi, maka berikanlah pada yang meminta2. Kurang lebih begitu kesimpulannya. Perspektif nya berbeda dan sah aja menurut saya.
Nah kembali soal kisah si anak yang pergi saat diberi uang oleh si bapak bermotor, saya jadi berpikir, ini nilai  "terima kasih" saat engkau meminta sudah luntur kah dinaluri anak ini? Apakah dia hanya meminta sebatas meminta saja? Lantas jika sudah diberi, yah lucky me and let's get more money?
Wah wah. Jika ada orang yang berkata berilah dan jangan mengharap balas, saya sepakat Tapi jika sekedar berharap perkataan terima kasih ingin didengar, bagaimana? Semata2 agar sebagai manusia beradab kita bisa saling menghargai satu dengan yang lain.

1 comment:

  1. Ada yang karena "kejar setoran" krn "sepasang mata" mengawasi disudut jalan sana, ucapan terimakasih kadang sebatas kata yg meluncur bukan dr hati yang "thankful"...mungkin!

    ReplyDelete