Monday 22 June 2015

Language of Choice

Setiap kali mau mulai sekolah minggu, Terra sudah diingatkan bahwa she may start to interact with her teman2 sebaya  dan tidak perlu nempel sama mama /papanya. Perlu diperjelas "teman2 sebaya" disini, karena baginya, teman2 nya adalah oma ita, oma ti, oma rika, dan oma2 lain temannya oma nya terra. Ya, anak saya se gang sama oma2. Hehehehe. ;)
Pemandangan pagi ini agak berbeda. Dia masih enjoy main sama mama nya sebelum ibadah sekolah minggu dimulai. Tapi manakala ibadah sudah dimulai, dia sudah berani untuk maju ke depan dan mengikuti ibadah dari awal sampai akhir. Secara pribadi saya bangga sama dia karena akhirnya dia MEMILIH keluar dari zona nyamannya dan mau belajar menemukan kenyamanan di lingkungan baru. Kalau yang sudah pernah lihat Terra dulu saat pertama kali dia datang ke Indonesia dan lihat dia sekarang, pasti berpendapat sama dengan saya. She is changing. Saya pun akhirnya careless sama seberapa cepat atau lambat dia berubah menjadi anak yang dewasa. Setiap langkah yang dia ambil adalah pembelajaran. Kadang ngerasa gregetan juga manakala dia masih quite kalau ada di lingkungan baru, tapi kembali lagi mengingat bahwa dia individu yang berbeda dengan individu yang lain. Secara natural dia akan belajar bagaimana harus bertingkah laku dan berucap. Sebagai emak yang bawel, saya belajar mempraktikkan Language of Choice ke dia, not dictate her what to do.

3 comments:

  1. Hmmm.. makasih inspirasinya maich..buat baby Paul ni

    ReplyDelete
  2. some friends and I are were the witnesses of her development since in her early age in Melbourne, saya selalu yakin anak ini akan menjadi permata dalam keluarga, Tuhan memberkatimu anak cantik beserta seluruh keluarga, Aamiinnn. Big hugss dari aunty M

    ReplyDelete