Saturday 11 July 2015

Potongan rambut ke 2 dalam 3 tahun

Akan dicatat hari ini, dimana Terra bersedia dipotong rambutnya setelah sekian lama dibujuk oleh siapa saja karena gak mau rambutnya dipotong. Kalau diingat2, ini adalah potongan rambut ke 2 selama 3 tahun. Sejak lahir tidak pernah dipotong (emang rada beda ini, kami enggan mengikuti budaya Indonesia kebanyakan dimana saat lahir anak sebaiknya dipotong rambutnya). Potongan rambut yang pertama adalah ketika dia berumur hampir 2 tahun. Itu juga yang potongin rambutnya orang rumah (orang yang dikenalnya, lebih tepatnya). Papa nya, plus cheerleader mama nya dan om nya. Kali ini yang eksekusi adalah mama dan oma nya.
Sebenarnya ini berawal dari antusiasme nya akan pelajaran menggunting. Sudah 3 hari  terakhir dia senang sekali belajar menggunting. Pelajaran menggunting mulai diperkenalkan saat dia berusia 2 tahunan, hanya waktu itu motorik halusnya belum begitu sempurna jadi sebatas 1 cut doang. Sekarang dia sudah bisa menggunting cukup lama. Tadi pagi dia gunting kertas pakai gunting plastik nya. Tidak puas karena itu bukan 'gunting beneran', dia minta ijin dipinjamkan gunting. Saya mengijinkan karena dia menggunakannya atas pengawasan saya, dan dia sudah tahu rules scissors are sharp. Alert system nya cukup akurat, jadi saya beri dia gunting. Setelah menggunting sekian banyak kertas dan koran lama, dia mulai menggunting plastik. Nah, kali ini tidak tahu ide dari mana tiba2 dia mengambil sedikit rambut di sebelah kanannya. Rambutnya cukup panjang jadi dia ambil ujung nya. Saya membiarkannya melakukannya. Entah ide gila dari mana ini saya tega bairin anak main gunting. Kalau mama saya lihat kejadian ini, pasti saya yang dimarahin.
Lalu saya tanya dia " Terra mau ngapain?" Dia bilang " Mau gunting rambut." Ahhh, setelah sekian lama menolak digunting rambutnya termasuk menolak diajak ke salon, hari ini saya mendengar ini anak mau gunting rambutnya. Dan entah kenapa jawaban saya "Potong hati2 ya. Sedikit aja. Nanti mama rapihin ya". Selama kurang lebih 4 menit dia serius dan perlahan menggunting ujung rambut sebelah kanan dan kirinya, dan saya tetap mengawasi.
Ini kalo ada yang baca terus maki2 saya knapa jadi orang tua ngebiarin anak gunting rambutnya sendiri, ya gak papa.
Setelah kejadian ini, bagian ngerapihin rambut adalah saya dan omanya. Lucu sih kejadiannya, sembari ketawa2, sedikit lari2 karena anaknya gak mau diem, ditambah kami tidak punya bakat kerja di salon.
yah, not bad lah ya, nak. Kamu kelihatan lebih segar dengan rambut pendekmu. Udah gak jadi Elsa nya Frozen lagi. Ini jadi Lola di kartun Charlie and Lola.

Tuesday 7 July 2015

Ada ide.

Tulisan beberapa waktu lalu berjudul "Ada ide?" kali ini hampir sama dengan perbedaan pada tanda baca. Pemikiran singkat aja seputar ide apa yang menarik yang seru juga kalau diwujudkan. Tema random.
1. Email disertai voice note. Jd kl ada email yg important, ada pilihan voice note yg lbh mempertegas urgensi email. Pernah ngalamin gregetan karena email tidak direspon2? Seru kali kalau email kita bisa berbicara. Secara harafiah bisa berbicara mengeluarkan suara. Jadi kalau whatsapp atau bbm bisa send voice note, seharusnya email juga bisa.
2. Kurir antar parcel lebaran. Gegara bingung mo anter parcel kue kering gmn, jd pgn ada jasa layanan antar barang bs ad program khusus antar parcel kilat dan dijamin tiba dtempat dlm keadaan baik.
3. Toko recycle store. Konsep bukan baru. Semacam "Savers" nya Melbourne. Toko jual barang layak pakai. Silakan donasiin baju, buku, peralatan memasak, barang elektronik d toko ini. Nanti ada divisi lain yg filter apakah ini barang layak pakai or gak. Trus ad divisi yg clean up or wrap bila perlu, supaya bs ada nilai lebih dan org mau beli. Tar donatur setia bs dpt diskon kl mau beli dsana. Bagi orang yang hobi belanja tmdan sadar barang2nya udah numpuk ga jelas, konsep ini bagus bgt. Inget bahwa ini donasi, jd gak ambil untung. Beda ma garage sale. Hal beri barang cuma2 udah lumrah banget d Melbourne, yg ngasih gak ngerasa rugi, yang nerima ga ngerasa terhina. Asik2 aja. Namanya jg recycling.
4. Emang utopis sih ya kalau mengharapkan angka kriminalitas di perkotaan (dan pedesaan) hilang tak berbekas. Sewaktu kuliah sempat berkhayal dan sampe mimpi, waktu nonton acara Patroli (acara berita seputar kriminalitas), si pembaca berita tidak punya berita untuk dibagikan kepada pemirsa. Jadi, setelah si pembaca berita menyampaikan salam awal, tiba2 dia terdiam karena teleprompter tidak menampilkan berita apa2 untuk dibacakan. Jadinya acaranya selesai. Trus sekarang yang lagi marakya acara "86", si pak polisi nganggur aja di mobil patroli. Semua orang tertib berlalu lintas, tidak ada yang nongkrong2 di pos kamling dan berjudi togel. Jadinya si pak polisi bikin acara sendiri, yaitu silaturahmi ramadhan. Indahnya....