Tulisan kali ini akan saya dedikasikan pada ayah saya yang akan saya rayakan kepergiannya bersatu dengan Bapa di Surga. Disebutkan rayakan kepergiannya dalam suasana ucapan syukur karena sesungguhnya kepergian seseorang yang dikasihi merupakan hal yang mendukakan bagi yang dititnggalkan tetapi semua dapat tergantikan dengan sukacita saat kita meyakini kehidupan abadiyang tidak terbatas jasmani tetap menghidupi hidup kita yang mencintai dan dicintainya.3 hal yang dapat diingat dari Papa :
1. Dia mengajarkan nilai-nilai pentingnya sebuah Keluarga. Dia bukan pengumbar kata-kata "I Love you" pada kami tapi segala tindakannya menunjukkan dia membela keluarga. Sebenarnya Papa ini orangnya kaku, sampai waktu saya minta ijin kerja di Sumba aja dia masih larang dengan alasan terlalu jauh, saya perlu dekat dengan Mama. Sempet gondog juga sih, tapi setelah jadi orang tua begini, sepertinya saya mulai memaklumi alasannya.
1. Dia mengajarkan nilai-nilai pentingnya sebuah Keluarga. Dia bukan pengumbar kata-kata "I Love you" pada kami tapi segala tindakannya menunjukkan dia membela keluarga. Sebenarnya Papa ini orangnya kaku, sampai waktu saya minta ijin kerja di Sumba aja dia masih larang dengan alasan terlalu jauh, saya perlu dekat dengan Mama. Sempet gondog juga sih, tapi setelah jadi orang tua begini, sepertinya saya mulai memaklumi alasannya.
2. Dia memperkenalkan hubungan bapa dan anak yang unik. Figur Yesus yang berambut gondrong tengah duduk memangku anak-anak kecil sampai sekarang terngiang di benak saya. Sambil menujuk gambar ini yang ada di kalender, dia mengajarkan Doa Bapa Kami. Dia gak ngoyo mengajarkan keimanan karena itu bagian Mama, tapi hal ini terngiang sampai sekarang. Kenangan saya belajar doa itu sambil dipangku papa dan melihat gambar di kalender ini seperti menjadi spirit saya untuk terus memegang impian untuk mengajar anak-anak (sampai hari ini masih kepikiran mau mewujudkannya lagi).
3. Kesehatan itu penting. Ada baiknya keinginan pribadi untuk tidak mau merepotkan orang lain. Dia menunjukkan contoh yang baik sebagai orang dewasa yang tidak gampang mengeluh. However, keberadaannya yang tidak mau terbuka akan gejala-gejala tidak beresnya badannya itu juga bukan merupakan hal yang baik. Sudah sepatutnya kita bertanggung jawab atas tubuh jasmani yang diangugerahkan Tuhan dengan cara menjaga kesehatan sedemikian rupa. Sekarang ini saya sedang getol2nya belajar basic life support. Banyak resource yang bisa kita (sebagai orang awam) dapatkan dari internet untuk bagaimana menjadi penyelamat jika orang-orang sekitar memiliki gejala cardiac arrest. Yani Libels yang hari ini diberitakan meninggal dunia karena serangan jantung di bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu contoh bahwa silent killer ini bisa dialami siapa saja dan kalaupun ajal memang bagian Tuhan, kita sebagai manusia pun diberikan kesempatan untuk berbuat yang terbaik. Seperti slogan American Heart Association, save as many lives as possible. Btw, pasti akan saya info kalau ada training Heartsaver Course untuk orang awam di blog ini :)
Besok kami sekeluarga akan berkumpul bersama dan mengenang kepergiannya dengan rasa syukur. 5 tahun tidak terlalu lama untuk dilalui...
finally...u wrote sumthing good, thanks for sharing sist...
ReplyDeleteThank sdh jd pembaca setia:)) smoga berlanjut nih mr.am
ReplyDelete:: tidak pernah berkata kasar, marah2, apalagi bentak2 ke anak2nya ::
ReplyDeleteThanks for adding,kak :)
ReplyDeleteNow we're remembering him more and more. #SpiritofMarch
Thanks for adding,kak :)
ReplyDeleteNow we're remembering him more and more. #SpiritofMarch