Saturday, 4 May 2013

Forbidden Education

Beberapa waktu lalu saya asik menonton film edukasi berjudul Forbidden Education (link : https://www.youtube.com/watch?v=ByO41gE3dPQ. Film berdurasi dua jam lebih ini menyoroti bagaimana perkembangan pendidikan - sekolah dari masa ke masa; fenomena dotrinasi di sekolah-sekolah serta mengangkat kembali makna pembelajaran-peneliti hidup yang bebas mengeksplor pikirannya tanpa harus terkungkung pada sistem belajar baku maupun kurikulum yang cenderung bertujuan mencetak individu mesin yang katanya dapat menjawab tantangan jaman. Kurang lebih seperti itu.

Lantas saya mulai berkhayal, kira-kira dapat beberapa tahun ke depan saat anak saya masuk sekolah, apakah pola ajar di sekolah akan semakin dasyat seperti sekarang ini memeras otak dan tenaga si anak (apalagi sistem kurikulum di Indonesia..)? Apakah ada sekolah yang lebih memilih "kembali ke fitrah" sekolah sebagai arena belajar masing-masing individu? Mungkin sulit menemukan sekolah yang ideal seperti itu (ini ideal menurut saya ya..). 
Semoga tulisan ini jadi pengingat saya bahwa dalam suatu masa yang lalu, saya pernah sok sok an kritis begini memikirkan masa depan pendidikan anak saya dan negara saya pada umumnya, seraya berharap bahwa penguasa di masa yang akan datang dapat semakin membenahi sistem pendidikan yang lebih memanusiakan manusia. Pun jika keadaan tambah runyam, peran saya juga harus lebih bisa menyeimbangkan anak terdidik agar juga menggali nilai kritisnya dan tidak lagi mengharap tujuan nilai numerik excellent sebagai pencapaian kekal. Jadi ingat kata bos saya waktu di Siloam " Liza, don't you ever get stressed when we can't achieve our goal, this is not about life or death.." 
Terra (7mo) belajar buka-buka buku sambil ancang-ancang manjat meja



No comments:

Post a Comment